Saturday, September 19, 2015

Poached Pears “Belle Helene” - Why Escoffier Really Created This Dish

They say Auguste Escoffier created this dish in honor of the opera, La Belle Helen, but we chefs know the real reason. How else are you going to use up bruised pears in such a delicious and beautiful way? Okay, so maybe that wasn’t his motivation, but as you’ll see in the video, it sure does work great.

The recipe is very straightforward, so instead we’ll go into your options for the chocolate sauce, as well as what to do with all that extra simple syrup. We have two chocolate preparations that will work for this (and have been linked). The first would be our easy hot fudge recipe; and the second, and more traditional choice, would be the classic chocolate ganache.

If you follow the link to the later, you’ll be taken to our Boston Cream Pie video, where you’ll see the technique for creating a classic ganache, but you’ll probably need to adjust the ratio of cream to chocolate. Generally it’s equal parts chocolate and cream, but if you want something more pourable, then 2 parts cream to 1 part chocolate (by weight) would work better.

As far as the extra vanilla poaching liquid goes; you’ll want to strain it, pour it into some cool looking bottles, and give it away as edible gifts. The taste is incredible. Better than the pears, if we’re being honest, and would make a fantastic holiday treat for the wannabe mixologists in your life. I really hope you give this a try soon. Enjoy!


Ingredients for 4 poached pears:
6 cups water
zest and juice of one lemon
4 bosc pears, cored and peeled (you can also use Anjou or Bartlett)
1 split vanilla bean, or a few teaspoons of vanilla extract
3 cups sugar
Simmer for about 20-25 minutes, depending on size and firmness

Wasapadai Faktor Pemicu Kesyirikan

Setan sebagai musuh utama anak Adam tidak akan henti-hentinya mendakwahkan kesesatan dan menjauhkan manusia dari jalan Alloh sejauh-jauhnya. Alloh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6). Maka tidak selayaknya bagi makhluk yang berakal untuk lalai dari makar dan tipu daya mereka seperti bisikan, was-was, godaan, kerancuan dan menampakkan kebatilan dalam bentuk kebenaran.

Jurus Penyesatan Iblis
Ketahuilah, bahwa Iblis telah memasang berbagai jenis perangkap untuk menggiring manusia menuju neraka. Perangkap setan yang paling berbahaya ialah perangkap kesyirikan. Dari jalan inilah manusia di muka bumi ini banyak disesatkan. Alloh berfirman, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Al Maidah: 72)
Berikut ini beberapa jalan yang akan menuntun seseorang ke dalam lembah kesyirikan. Wal ‘iyadzu billah.

Berlebih-Lebihan Terhadap Orang-Orang Shalih
Sikap ekstrim dengan mengagungkan orang shalih adalah fenomena yang amat lazim kita temui, baik dulu maupun sekarang. Awalnya manusia sejak terusirnya nabi Adam ke bumi adalah masih dalam keadaan Islam. Ibnu Abbas berkata, “Dalam rentang waktu di antara nabi adam dan Nuh itu ada sepuluh generasi. Semuanya masih dalam keadaan islam.” (HR. Hakim) Setelah itu menyebarlah kesyirikan di bumi untuk kali pertamanya dengan sebab sikap ekstrim tersebut. Maka Alloh mengutus Nuh ‘alaihis salam yang menyeru untuk beribadah hanya kepada-Nya dan melarang peribadahan kepada selain-Nya. Tetapi kaum nabi Nuh justru membantahnya. “Dan mereka berkata: ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr’.” (Nuh: 23)

Inilah nama-nama orang sholih yang ada pada kaum nabi Nuh ‘alaihis salam. Tatkala mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum ini untuk membuat gambar dan patung orang-orang shalih tersebut pada tempat ibadah mereka kemudian menamainya sesuai nama-nama mereka. Mereka beralasan dengan melihat dan mengenang patung serta gambar tersebut, mereka dapat meningkatkan semangat ibadah kepada Alloh. Dalam fase ini mereka belum menyembahnya, sampai kemudian generasi ini meninggal dan bergantilah generasi selanjutnya serta orang tidak lagi mengenal ilmu tauhid, akhirnya patung-patung tersebut disembah.

Sesungguhnya setan mengajak untuk bersikap ekstrim terhadap orang-orang shalih dan mengajak untuk beribadadah kepada kubur. Mereka membisikkan ke dalam hati manusia bahwa sesungguhnya membuat bangunan di atas kubur dan beri’tikaf di dekatnya adalah salah satu tanda cinta terhadap para nabi dan orang shalih. Begitupula berdoa di samping kubur itu mustajab (akan terkabul). Setelah itu setan memindah mereka dari tingkatan ini menuju berdoa dan bersumpah kepada Alloh dengan nama penghuni kubur tesebut. Tatkala hal ini tertanam dalam benak mereka, setan menggiring mereka untuk berdoa dan meminta kepada penghuni kubur serta meminta syafaat kepada selain Alloh, mengambil kuburan sebagai berhala atau tempat bergantung, thowaf (mengelilingi) di kuburan, menciuminya dan menyembelih hewan di sisinya. Setelah tahap ini, setan kemudian menggiring mereka menuju tingkat keempat, yaitu menyeru kepada manusia untuk beribadah kepada kubur dan menjadikannya sebagai tempat perayaan. Setelah itu membisikkan pada mereka bahwa siapa saja yang melarang hal-hal di atas, berarti mencela para nabi dan orang shalih yang merupakan orang-orang mulia (Lihat Nurut Tauhid wa Zhulumatus Syirk karya Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthany).

Membangun Masjid di Atas Kubur dan Membuat Gambar di Dalamnya
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mengingatkankan bahaya membangun masjid di atas kubur dan menjadikan kubur sebagai masjid (baca: tempat untuk beribadah), karena ibadah kepada Alloh di dekat kubur orang-orang shalih merupakan hal yang dapat menjerumuskan ke dalam peribadatan kepada mereka. Tatkala Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang gereja yang ada di Habasyah (Ethiopia) yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, beliau berkata, “Sesungguhnya mereka itu ketika seorang shalih di kalangan mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya, kemudian membuat gambar di dalamnya. Merekalah sejelek-jelek makhluk di sisi Alloh pada hari kiamat.” (HR. Bukhori, Muslim). Bahkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam memperingatkan umatnya tatkala di akhir hayatnya. Beliau berkata, “Alloh melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid”. Aisyah berkata, “Beliau memperingatkan dari perbuatan mereka.” (HR. Bukhori, Muslim). Beliau juga bersabda sebelum wafat, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kubur para nabi dan orang shalih sebagai masjid (baca: tempat beribadah), maka sesungguhnya aku melarang kalian dari hal tersebut.” (HR. Muslim)

Menjadikan Kubur Sebagai Tempat Beribadah
Rosululloh mengingatkan umatnya agar tidak menjadikan kubur beliau sebagai berhala yang disembah selain Alloh, terlebih lagi apabila kubur itu kubur selain beliau. Beliau berkata, “Ya Alloh janganlah Kau jadikan kuburku sebagi berhala yang disembah. Sungguh besar kemurkaan Alloh terhadap orang yang menjadikan kubur nabi mereka sebagai masjid.” (HR. Malik, Abu Nu’aim)
Bandingkan dengan realita kaum muslimin sekarang ini. Mereka lebih senang untuk membaca Al Quran di kuburan, akan tetapi di rumahnya sendiri kosong dari bacaan Al Quran. Bukankah Rosululloh bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan…” (HR. Abu Daud, Ahmad)
Menerangi Kubur (Memberinya Lentera, Lilin dll) dan Membangun Kubah di Atasnya

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam memperingatkan umatnya bahaya menerangi kubur. Hal ini karena mendirikan bangunan dan memberi penerangan di atas kubur, mengapur, memberi tulisan dan menjadikannya sebagai masjid adalah termasuk perkara-perkara yang dapat menjerumuskan ke dalam kesyirikan. Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata, “Rosululloh melaknat para wanita yang banyak berziarah ke kubur, orang-orang yang menjadikannya sebagai masjid dan orang yang memberi penerangan di atasnya.” (HR. An Nasai, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Rosululloh membersihkan bumi ini dari perkara-perkara yang menjerumuskan ke dalam kesyirikan. Beliau pun telah mengutus beberapa sahabatnya untuk merobohkan kubah-kubah tinggi yang ada di atas kubur dan menghancurkan gambar-gambar ataupun. Abu Al Hayyaj Al Asady berkata, Ali bin Abi Tholib berkata kepadaku, “Maukah engkau kuutus membawa tugas seperti Rosululloh telah mengutusku, yaitu janganlah engkau biarkan gambar atau patung kecuali engkau hancurkan, dan janganlah engkau biarkan kubur yang tinggi kecuali engkau ratakan.” (HR. Muslim). Wallohu A’lam bish Showab.
***

Penulis: Abu Yusuf Johan Lil Muttaqin
Artikel www.muslim.or.id

Wednesday, September 16, 2015

Amalan Saat Berwudhu dan Do’a Setelahnya



Dewan Tetap Arab Saudi untuk Riset-riset Ilmiyah dan Fatwa
 

Tanya:

Amalan apakah yang dianjurkan ketika berwudhu’, dan apakah doa yang mesti diucapkan setelahnya?

Jawab :

Alhamdulillah, tatacara wudhu’ menurut syariat adalah sebagai berikut:
  • Menuangkan air dari bejana (gayung) untuk mencuci telapak tangan sebanyak tiga kali.
  • Kemudian menyiduk air dengan tangan kanan lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali.
  • Kemudian membasuh wajah sebanyak tiga kali.
  • Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku sebanyak tiga kali.
  • Kemudian mengusap kepala dan kedua telinga sekali usap.
  • Kemudian mencuci kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali. Ia boleh membasuhnya sebanyak dua kali atau mencukupkan sekali basuhan saja.
Setelah itu hendaknya ia berdoa:

"Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, Allahummaj ‘alni minat tawwabiin waj’alni minal mutathahhiriin."

Artinya: Saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak disembah dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Yaa Allah jadikanlah hamba termasuk orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri."

Adapun sebelumnya hendaklah ia mengucapkan ‘bismillah’ berdasarkan hadits yang berbunyi (yang artinya):

"Tidak sempurna wudhu’ yang tidak dimulai dengan membaca asma Allah (bismillah)." (H.R At-Tirmidzi 56)

Dinukil dari Fatawa Lajnah Daimah juz V/231
Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta
Dewan Tetap Arab saudi untuk riset-riset ilmiyah dan fatwa

Tuesday, September 15, 2015

Peanut Curry Chicken – Check Please!

There’s a show called “Check, Please! Bay Area,” which features three locals who try each other’s favorite restaurants, and then compare notes with host, Leslie Sbrocco. We get lots of great ideas for places to try, and every once in a while I hear about a dish that I really want to make, and this peanut curry chicken is the latest example. The restaurant was called Old Skool Café, and the dish was “Abu’s West African Peanut Butter Stew.” 

I was working while it was on, and not paying full attention, but I remember thinking that it sounded like something I’d like to try soon. That was a year ago. 

Last week, Michele and I ended up going there, and I finally had my chance to order the stew, and reverse engineer the recipe for a video. Except, I didn’t order it. I have this mental defect where have to I order fried chicken every time it’s on a menu. Michele was no help, since she has the same affliction with shrimp and grits. 

Anyway, someone ordered it at the table next to us, and I overheard them discussing it, which provided plenty of inspiration for this version. I decided to not follow any specific recipe, but instead do a simple composite of every peanut curry I’ve ever come across. 

Unlike Abu’s stew, and many others, I didn’t use coconut milk, as I feel that’s a little too sweet and rich for the peanut butter. I loved how this came out, and I can’t imagine it being any richer. I really hope you give this a try soon. Enjoy!


Ingredients for 4 large portions:

For the spice blend:
2 teaspoons ground coriander
2 teaspoons ground cumin
1 teaspoon turmeric
1 teaspoon paprika
1 tablespoon kosher salt, plus more to taste
1/2 teaspoon cayenne
                                                                                  
2 1/2 pounds chicken boneless skinless chicken thighs
2 tablespoons vegetable oil
1 large yellow onion, chopped
1 tablespoon finely grated ginger
6 garlic cloves, minced
1/2 cup ketchup 
3/4 cup smooth peanut butter (I recommend using an all-natural style that doesn’t contain sugar. If you use the regular stuff, you won’t need the brown sugar called for below). 
1 packed tablespoon brown sugar 
about 3 1/2 cups chicken broth, depending on desired thickness 
1 pound zucchini, cut into chunks 
1 red bell pepper, cubed 
1 green poblano pepper, diced 
1/2 cup roasted peanuts 
chopped cilantro and fresh lime to garnish 
serve on rice

Sunday, September 13, 2015

Petunjuk Cara Mendakwahi Masyarakat Awam Agar Mengikuti Manhaj Salaf ?



Asy Syaikh DR. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali

Pertanyaan:
 
Bagaimana mendakwahi masyarakat awam agar mengikuti salafiyah, manhaj salaf (berislam dengan pemahaman salafus shalih [generasi awal Islam yang shalih] –pent), terutama apabila mereka sebelumnya telah terpengaruh dengan dakwah yang menyimpang?
Jawaban:
 
Allah telah memberikan kita metode dakwah. Allah berfirman kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya), “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)

Oleh karena itu kita berdakwah (mengajak) kepada Allah dengan penuh hikmah. Dengan hikmah, maksudnya adalah dengan ilmu, al-bayan (penjelasan), dan hujjah (dalil). Maka hendaknya engkau berdakwah dengan ilmu, akhlak yang baik, serta dengan rifq dan liin [1]. Ini baik kepada orang-orang awam maupun kepada selain orang awam, akan tetapi orang awam akan lebih mudah menerima dakwah. Dan bisa jadi orang awam tersebut menerima kebenaran tanpa perlu adanya perdebatan. Dan kalau pun pada dirinya terdapat sikap keras kepala atau pengaruh dari pemahaman yang batil, maka bantahlah dia dengan jalan yang baik.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Fushsilat: 34-35).

Dan sikap hikmah ini tidaklah dianugerahkan oleh Allah, melainkan hanya kepada orang-orang yang memiliki keberuntungan yang besar.

 
Catatan Kaki Oleh Abu Umar Al Bankawy:
[1] Liin dan rifq secara bahasa artinya sama yaitu lawan dari sikap kasar. Makna keduanya secara syar’i pun hampir sama, yaitu adalah lawan dari kekasaran dan mengandung sikap lemah lembut terhadap orang yang ada di sisinya dengan kelembutan ucapan dan perbuatan, serta mengambil perkara yang paling mudah. Tapi keduanya tidaklah mengandung makna berbasa-basi atau bertoleransi terhadap kemaksiatan dan kefasikan. Lihat Al-Liin war Rifq karya DR. Fadhl Ilahi –pent.

Diterjemahkan dari: http://rabee.net/show_fatwa.aspx?id=172

Saturday, September 12, 2015

Smoked Trout Schmear – Because There’s No Cool Way to Say, “Spread”

Schmear,” on the other hand, is impossible to say without sounding cool. Try it, you’ll see. You also have to love a recipe whose name describes what you’re supposed to do with it. You make a schmear, and then you schmear a schmear.

Names aside, this smoked trout schmear is incredibly easy, and very versatile. Obviously, it’s great spread on any kind of bread or crackers, but slathered atop a freshly toasted bagel may be it’s finest expression.

By the way, this is one of those recipes were you almost have to ignore the exact ingredient measurements I give below, since the ideal amount of salt, acidity, and heat are very subjective. Equal proportions of cream cheese and smoked trout is a good starting point, but everything else should be added “to taste.”

Smoked trout is relatively easy to find in any of your fancier grocery stores that sell smoke salmon, and unlike its more common cousin, I think it provides a richer, more interesting flavor, especially in spreads like this. I really hope you give this a try soon. Enjoy!


2 trout boneless, skinless fillets (about 5-6 ounces total), checked for bones and crumbled
6 ounces cream cheese (3/4 cup), softened to room temp
2 teaspoons capers, drained
1 rounded teaspoon hot prepared horseradish, preferably homemade
salt and freshly ground black pepper
pinch of cayenne
1/2  lemon, juiced (about 4 teaspoons), or to taste
2 teaspoons fresh chopped chives
1 tablespoon fresh chopped dill

Friday, September 11, 2015

Salafy Bukan Sekte Baru !

Redaksi SalafiPublications.com
 
Syaikh Shalih al-Fauzan telah ditanya, "Apakah Salafiyyah adalah suatu hizbi (aliran/sekte) di antara aliran-aliran yang ada. Dan apakah menisbahkan diri (merujuk/mengacu) kepada mereka (yaitu Salafy) termasuk hal yang keliru ?"

Ditanya demikian, beliau menjawab, "As-Salafiyyah (yaitu pengikut Salaf) adalah golongan yang diselamatkan (Firqatun Najiyah), dan mereka adalah Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah. Mereka bukanlah suatu hizbi (aliran/sekte) dari di antara berbagai sekte/aliran, yang saat ini sedang marak. Melainkan mereka adalah Jamaa’ah, Jama’ah yang berada di atas Sunnah dan di atas Dienul Islam ( Agama Islam). Mereka adalah Ahlusunnah Wal-Jama’ah. Nabi (Shallallahu ‘alaihi wasalam) telah bersabda, "Selalu ada terus-menerus (tidak akan musnah) kelompok dari ummatku menjelma dan mereka berada diatas kebenaran (al haq), (mereka) tidak dirugikan oleh yang meninggalkan mereka, juga oleh oleh mereka yang menentangnya".

Dan beliau (Shallallahu ‘alaihi wasalam) juga bersabda, "Dan ummat ini akan terpecah menjadi 73 sekte/golongan, semua dari mereka di dalam siksa Neraka kecuali satu". Mereka (Shahabat) bertanya, Siapakah yang satu adalah ini, wahail Rasulullah (Shallallahu ‘alaihi wasalam) ? Beliau menjawab, " Mereka adalah mereka yang berada di atas apa yang aku (Rasulullah) dan sahabatku ada di atasnya hari ini". Karenanya, Salafiyyah adalah suatu kelompok orang (yaitu Salafy) yang berada di atas madzhab Salaf, yang berada diatas apa yang Nabi (Shallallahu ‘alaihi wasalam) dan Shahabatnya di atasnya.

Dan jelas, mereka bukanlah suatu hizb di antara hizbi/kelompok yang muncul tampil pada zaman ini. (Salafy) tidak lain termasuk Al-Jama’ah yang telah berumur sangat tua, semenjak masa Nabi (Shallallahu ‘alaihi wasalam , (Salaf) yang menerima warisan jalan ini dan berkesinambungan, yang tidak pernah musnah selalu di atas kebenaran sampai datangnya hari yang ditentukan (Hari Kiamat). Sebagaimana beliau (Shallallahu ‘alaihi wasalam) telah memberi tahu kepada kita" (Kaset: " at-Tahdzir min al-Bid’ah" kaset kedua, dalam ceramah kuliah di Hautah Sadir, 1416H).

Syaikh Shalih Alusy-Syaikh, Menteri urusan Agama Islam Arab Saudi menyatakan,"Muslim terbagi menjadi dua kelompok: pengikut Salaf dan pengikut Khalaf. Mengenai Salafy, merekalah para pengikut Salafus-Shalih (Tiga yang pertama generasi muslim – Shahabat Rasulullah, Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in,red). Dan adapun pengikut Khalaf, mereka adalah para pengikut pemahaman Khalaf (generasi baru) dan mereka adalah juga disebut sebagai Pembaharu (Ahli Bid’ah)- mencakup seluruh orang yang tidak menyukai dan tidak merasa dicukupi dengan jalannya Salafus Shalih, dalam hal ilmu dan amalan, pemahaman dan fikih, sehingga dia menjadi seorang khalafi, seorang pembaharu (Ahli bid’ah)" ( Hadzihi Mafahimuna, Bab Penisbahan atas Salaf Dan Salafiyyah).

Dalam keputusan Majelis Ulama (Arab Saudi) No 1361 (1/165) disana terdapat pernyataan, "Salafiyyah adalah suatu penisbahan kepada Salaf, dan Salaf adalah Shahabat Rasulullah (Shallallahu ‘alaihi wasalam) dan di bawah bimbingan Imam dari tiga yang pertama generasi (semoga ALLAH meridloi mereka), kebaikan mereka telah disaksikan oleh Rasulullah (Shallallahu ‘alaihi wasalam), "Yang terbaik adalah ummat generasiku (Shahabat Nabi), kemudian mereka yang mengikuti setelahnya (Tabi’in), kemudian mereka yang mengikuti setelah mereka (Tabi’iut Tabi’in), kemudian akan ada ummat yang datang, kesaksian mereka mendahului sumpah mereka dan sumpah mereka akan mendahului kesaksian mereka." Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad nya dan juga oleh al-Bukhari dan Muslim. Dan " Salafy" ( Salafiyyun) adalah yang jamak dari Salafi", yang mereka menisbahkan kepada Salaf, dan berarti yang mendahului. Dan mereka yang berpegang diatas manhaj Salaf, diantara para pengikut Kitab (Al Quran) dan Sunnah, atau mereka yang berdakwah diatas keduanya dan serta yang bertindak sesuai mereka disebut [mereka/nya] kedua-duanya, dan beramal diatasnya (Al Quran dan Sunnah), maka mereka jelas termasuk dalam golongan Ahlus-Sunnah Wal-Jama’Ah."

Sebagaimana dinyatakan ‘ Abdul Aziz bin Abdurahman Al As-Sa’ud, "Tentu saja aku adalah Salafy, Aqidahku adalah Salafiyyah, dengannya (pernyataan ini) aku memerlukan untuk berpegang di atas Kitab (Al Quran) dan Sunnah". (yang dinyatakan saat berhaji th 1965, ‘ Al-Mushaf Was-Saif’ Hal.135).

Diterjemahkan dari www.salafipublications.com id artikel: SLF010005

Next Up: Something with Smoked Trout


Thursday, September 10, 2015

How to Make Your Own Prepared Horseradish – Feeling Hot, Hot, Hot

Every time I use horseradish in a recipe, I get e-mails from people asking me how they can make it at home. They mention they can get the fresh root, but can’t find anything already prepared in the jar, which in some cases is hard to believe – like when the email originates from New York City – but regardless, this is still a very worthwhile thing to learn how to make.

Worthwhile, and somewhat painful, if you’re not careful. As I mention in the video, the fumes produced by this process are very intense, and will cause burning eyes and runny noses, if you’re not in a well-ventilated space. Having said that, using a little common sense, it’s really not that bad, and so totally worth it.

This really is quite easy if you have a food processor, but if you don’t, a heavy-duty blender will work, although you may have to add more water in the first step, to get the mixture fine enough. You can also grate this very fine on a microplane, but that would probably only be practical if you’re making a smaller amount.

Once your horseradish has been ground finely, the technique is very simple. I like to wait two or three minutes (this is supposed to make it hotter), before adding the salt and vinegar. Then, I’ll simply process, adding as much water as necessary, until I have a nice, smooth, creamy mixture.

And while this looks like something from the grocery store, the flavor is incomparable. Intensely hot, and aromatic; this is the real deal. So, whether you’re one of these people, who lives in a place where they don’t have jarred horseradish, like apparently New York City, or you always wanted to try and make some yourself, I really hope you give it a try soon. Enjoy!


Ingredients for about 3 cups: you read this please in here
1 pound peeled, cubed fresh horseradish root
cold water as needed (about 3/4 cup total)
1 1/2 teaspoons kosher salt
1/3 cup white distilled vinegar

Wednesday, September 9, 2015

Next Up: Homemade Prepared Horseradish

Due to the Labor Day holiday, today's regularly scheduled video will air tomorrow instead. We'll be showing you how to make your very own prepared horseradish, using the fresh root. Spoiler alert: It's hot. Very hot.


Tuesday, September 8, 2015

Bacaan Ketika Menyembelih Kurban


Syaikh Masyhūr Ḥasan Salmān hafiẓahullāh pernah ditanya:

Bacaan apakah yang diucapkan ketika hendak menyembelih (kurban, pent)? Dan tempat apakah yang paling utama untuk menyembelih?

Beliau menjawab:

Ketika menyembelih, dibaca ‘Bismillah’. Hukum membaca ini wajib. Kemudian, membaca ‘Allahu akbar, hadza minka wa ilaika’. Hukum membaca ini mustahab/dianjurkan.

Dengan demikian, tasmiyah (membaca bismillah) adalah wajib. Adapun anda menambahkan ucapan ‘Allahu akbar, hadza minka wa ilaika’ adalah sesuatu yang mustahab[1] .

Adapun mengenai tempat yang paling utama menyembelih kurban, yang paling dicintai Allāh sebagai tempat penyembelihan kurban adalah muṣallā/tanah lapang yang dipakai untuk ṣalat Ied. Ini merupakan Sunnah yang telah banyak ditinggalkan.

Terdapat riwayat dalam Ṣaḥīḥ Bukhari dari Abdullah bin ‘Umar –raḍiyallāhu’anhumā- beliau mengatakan, “Dahulu Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menyembelih kurban di tanah lapang.”

Inilah yang disunnahkan[2]. Dengan begitu, akan tampak syi’ar ini dengan jelas dan semakin bertambah luasan manfaat/faidah yang bisa dirasakan dari hasil sembelihannya. Dengan demikian, pada saat itu, orang-orang miskin bisa langsung mendapatkan pemberian darinya.

Selain itu, para wanita dan anak-anak bisa menyaksikan syi’ar  ini karena salah satu kewajiban yang harus dilakukan- oleh kaum muslimin- adalah mengikut sertakan mereka (kaum wanita, pent) untuk menghadiri sholat ‘Ied. Bahkan para wanita haid dan gadis-gadis yang berada dalam pingitan pun hendaknya diikutsertakan hadir di tanah lapang yang dipakai untuk sholat ‘Ied sehingga mereka dapat menyaksikan ceramah dari sang imam. Di balik hal ini pun, terkandung suatu hikmah yaitu agar semua orang (umat Islam) ikut keluar untuk hadir di tanah lapang, tempat penyembelihan itu akan dilaksanakan.

Sumber: http://ar.islamway.com/fatwa/31259



*Catatan Kaki
[1] Para ulama sepakat bahwa membaca takbir sesudah tasmiyah hukumnya adalah mustahab/dianjurkan, sebagaimana dituturkan oleh Imam Ibnu Qudamah dalam al-Mughni dan Ali al-Qari dalam Mirqat al-Mafātiḥ Syarh Misykat al-Maṣābih. Lihat dalam Mausū’ah Fiqhiyah pada situs Durar Saniyah di alamat: http://dorar.net/enc/feqhia/2398

[2] Menyembelih di tanah lapang adalah yang lebih utama (afdhal), sebagaimana disampaikan oleh Ali al-Qari dalam Mirqat al-Mafātiḥ Syarh Misykat al-Maṣābih. Silahkan baca di link berikut ini: http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=79&ID=2910

Imam Ibnul Qayyim raḥimahullāh dalam kitabnya, Zādul Ma’ād berkata,
“Salah satu petunjuk beliau (Nabi) ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, yaitu hendaknya menyembelih kurban di tanah lapang.”
Silahkan membaca keterangan beliau di link berikut ini:  http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=127&ID=287

Was-was Ketika Bersuci atau Shalat

Dewan Tetap Arab Saudi untuk Riset Ilmiyah dan Fatwa
 
Tanya:
Ada seseorang yang mengalami gangguan pada perutnya, barangkali karena sering masuk angin, sehingga ia sangat kesulitan menyempurnakan wudhu’. Misalnya ketika membasuh wajah, ia merasa angin keluar dari perutnya (was-was buang angin / kentut -red). Karena khawatir wudhu’nya tidak sempurna iapun mengulanginya. Hal itu juga di alaminya ketika sedang shalat. Namun ia tidak mencium bau apapun. Bagaimanakah solusinya?

Jawab:

Alhamdulillah, itu hanyalah was-was dari setan saja untuk merusak ibadah seorang muslim. Ia harus menepis perasaan was-was tersebut. Ia tidak perlu membatalkan shalatnya atau mengulang wudhu’nya hingga ia mendengar suara atau mencium baunya. Berdasarkan riwayat Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya):

"Jika salah seorang di antara kamu merasakan sesuatu pada perutnya sehingga membuatnya ragu apakah keluar sesuatu darinya ataukah tidak, hendaknya ia tidak keluar dari masjid sehingga ia mendengar suara atau mencium baunya."
Maksudnya adalah ia benar-benar yakin telah buang angin (berhadas), selama ia masih ragu maka wudhu’nya masih dianggap sah.


Dinukil dari Fatawa Lajnah Daimah juz V/226
Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta
Dewan Tetap Arab Saudi untuk riset-riset ilmiyah dan fatwa

Saudaraku beranikah kalian menghujat Iman Syafi'i seperti menghujat Teuku Wisnu



Akhir-akhir ini Teuku Wisnu menjadi bulan-bulanan setelah perkataannya Baca Al Qur'an untuk mayit pahalanya tidak sampai, begitu banyak cercaan dan hujatan yang notabene oleh mereka yang mengaku mengikuti mahzab Imam Syafi'i.

Padahal Imam Syafi'i  dalam Syarah Shahih Muslim 1/90 mengatakan Amalan Membaca Al Qur'an itu tidak sampai pahalanya kepada si Mayit.

Jadi mikir Saudaraku jangan taqlid buta kepada kiai dan ustadz kalian mana yang lebih fakih lebih alim kiai atau iman Syafi'i jangan hanya mendahulukan emosi dan fanatisme buta.

Memasak Sepertiga Bagian Kurban Untuk Menjamu Fakir Miskin


Syaikh ālī bin Fauzān al-Fauzān hafiahullāh pernah ditanya:
Apakah diperbolehkan memasak sepertiga bagian kurban yang khusus untuk orang fakir kemudian mengundang kaum muslimin untuk menyantapnya pada hari-hari ‘Iedul Adha?
Beliau menjawab:
  • Tidak mengapa memasak daging kurban lalu mengundang orang-orang yang membutuhkan untuk menyantapnya sebab hal ini pun tercakup dalam kategori sedekah.
  • Namun, seandainya dia menyerahkan daging (mentah, pent) kepada si fakir, itu pun tidak mengapa. Bahkan, bisa jadi dengan cara seperti itu akan lebih bagus bagi si fakir karena dengan begitu dia bisa memanfaatkannya sesuai dengan kemaslahatan dirinya.
Sumber: http://ar.islamway.com/fatwa/10875

Saturday, September 5, 2015

Fatwa Bagi Wanita yang Terlambat Menikah



Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin 
Pertanyaan:
Saya ingin meminta saran kepada syaikh bahwa saya dan teman - teman senasib telah ditakdirkan untuk tidak merasakan nikmat nikah, sementara umur hampir menginjak masa putus harapan untuk menikah. Padahal Alhamdulillah saya dan teman - teman senasib memiliki akhlak yang cukup dan berpendidikan sarjana dan inilah nasib kita, Alhamdulillah. Yang membuat kaum lelaki tidak mau melamar kita disebabkan kondisi ekonomi yang kurang mendukung karena pernikahan di daerah kami dibiayai oleh kedua mempelai. Saya memohon nasehat syaikh untuk kami ?
Jawaban:
Nasehat saya untuk yang terlambat menikah hendaknya selalu berdo’a kepada Allah dengan penuh harapan dan keikhlasan, dan mempersiapkan diri untuk siap menerima lelaki yang shalih. Apabila seseorang jujur dan sungguh-sungguh dalam do’anya, disertai dengan adab do’a dan meninggalkan semua penghalang do’a, maka do’a tersebut akan terkabulkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. " (Al-Baqarah : 186).
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): "Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu" (Al-Mukmin : 60).

Dalam ayat tersebut Allah menggantungkan terkabulnya do’a hamba-Nya setelah dia memenuhi panggilan dan perintah-Nya. Saya melihat, tidak ada sesuatu yang baik kecuali berdo’a dan memohon kepada Allah serta menunggu pertolongan dari-Nya.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): "Ketahuilah sesungguhnya pertolongan diperoleh bersama kesabaran dam kemudahan selalu disertai kesulitan dan bersama kesulitan ada kemudahan."

Saya memohon kepada Allah untuk kalian dan yang lainnya agar dimudahkan oleh Allah dalam seluruh urusannya dan semoga segera mempertemukan kalian dengan laki-laki yang shalih yang hanya menikah untuk kebaikan dunia dan agamanya.

Dikutip dari : Fatawal Mar’ah hal. 58, Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin

Friday, September 4, 2015

Alabama-Style White BBQ Sauce – An Almost Labor-Free Sauce for Your Labor Day Grill

This incredibly easy to make Alabama white barbecue sauce was invented in 1925 by Robert “Big Bob” Gibson at Big Bob Gibson's Bar-B-Q restaurant, in Decatur. When I first read this bit of culinary history, I had to smile, since I actually know the guy. Well, sort of.

I’ve been to two bbq “boot camps,” run by champion pitmaster Chris Lilly, who trained under a guy, who trained under Big Bob Gibson. Hey, that’s only three degrees of separation. Ironically, Chris never made, or used the white sauce on anything we cooked, but still, I know a guy, who knew a guy, who knew THE guy.

Some people find this concoction quite strange, but not me. It’s eerily similar to the Cornell chicken marinade, which I love. In fact, Mr. Robert C. Baker, the creator of the aforementioned recipe, may have borrowed the idea from Big Bob. I would investigate further, but I have real crimes to solve.

Don’t let this mixture’s appearance stop you from trying what is a devastatingly delicious marinade, baste, and sauce. One tip for basting on the grill: make sure you do it towards the end of cooking, and not over too-high heat. You don’t want flame-ups, as that will cause an off taste.

I brush on two or three applications to each side, over more indirect heat, and as you see in the video, it sears on nicely. As a table sauce, it’s great on any of the traditional barbecued meats, but since it’s really just a salad dressing, it’s also wonderful for making potato salad, coleslaw, and grilled vegetables. I hope you give this white barbecue sauce a try soon. Enjoy!


Ingredients for about 3 cups of sauce:
2 cups mayonnaise
1/4 cup prepared extra-hot horseradish
1 teaspoon kosher salt
1 1/2 teaspoons freshly ground black pepper
1/2 teaspoon cayenne pepper
1/4 teaspoon garlic powder
2 tsp yellow mustard
juice of one lemon
1/2 cup apple cider vinegar

Wednesday, September 2, 2015

Pork Chili Verde (Green Pork Chili) – Green and Sometimes Browned

As I mentioned in the intro, this chili verde was one of the first recipes I ever learned, and also one of the first times I was forced to question proper culinary technique. Having just learned the importance of browning meats in culinary school, I was, at the same time, working for a chef who rarely did. 

Whether it was pork, chicken, or beef, he simply cut up the meat, threw it in a pot with the rest of the ingredients, and simmered everything until tender. By the way, he claimed that he had learned how to cook these recipes while traveling through Mexico. I remember sheepishly asking about this, and his response was something like, “Well, that's how they did it, and it tastes good to me.” He was right, it did. 

In fact, it tasted great. It was then I realized that this whole cooking thing might be a little more complicated than I had imagined. So, which is really the best method? There’s no answer for that question, which is frustrating. Having said that, I do think browned meat is always going to add extra flavor, so I usually do it. The point is, everybody’s right.

Regarding the pickled red onions I used on top of my chili: I was going to save this for a video, but it’s so ultra simple that I’ll just tell you right now. Slice some red onions, add a pinch of salt, and cover with red wine vinegar. Leave this overnight in your fridge, and the next day you’ll be looking at one of the most gorgeous garnishes ever.

They’re wonderful with everything from salads, to charcuterie, to cheeseburgers; but my real hope is that you enjoy them on a bowl of this delicious green pork chili. I really hope you give it a try soon. Enjoy!


Ingredients for 4 large portions:
2 tbsp vegetable oil (heat to almost smoking before browning meat)
2 pounds boneless pork shoulder (aka pork butt), cut into 2-inch cubes
1 yellow onion, diced
2 teaspoon oregano
2 teaspoons ground cumin
1/2 teaspoon ground coriander
1/4 teaspoon cayenne
2 to 3 teaspoon kosher salt, or to taste
about 10-12 tomatillos (about 4 cups once quartered)
3 jalapenos, seeded
1 poblano chili, seeded
6 cloves peeled garlic
1/2 cup packed cilantro leaves
2 1/2 cups chicken stock, or as needed
1 bay leaf
1 1/2 pound Yukon gold potatoes, quartered
freshly ground black pepper
sour cream and pickled red onions to garnish

- Simmer pork and sauce for an hour, add potatoes, and simmer until everything is tender.

Tuesday, September 1, 2015

Hukum-hukum Merayakan Idul Adha


Departemen Agama Arab Saudi

Akhi Muslim…….
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah mempertemukan kita kepada hari yang agung ini dan memanjangkan umur kita sehingga dapat menyaksikan hari dan bulan berlalu dan mempersembahkan kepada kita perbuatan dan ucapan yang dapat mendekatkan kita kepada Allah.

Hari Raya qurban, termasuk kekhususan umat ini dan termasuk tanda-tanda agama yang tampak, juga termasuk syi’ar-syi’ar Islam, maka hendaknya kita menjaganya dan menghormatinya.

Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (Al Hajj 32).

Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas adab-adab dan hukum-hukum tentang hari raya:

1. Takbir
Disyari’atkan bertakbir sejak terbit fajar pada hari Arafah hingga waktu Ashar hari tasyrik terakhir, yaitu pada tanggal tinggal belas Dzul Hijjah . Allah ta’ala berfirman: Dan berzikirlah (dengan menyebut) dalam beberapa hari yang terbilang (Al Baqarah 203)

Caranya dengan membaca: Allahu Akbar Allahu Akbar Laa Ilahaillallahu Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahilhamd
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan bagi-Nya segala pujian"

Disunnahkan mengeraskan suaranya bagi orang laki di masjid-masjid, pasar-pasar dan rumah-rumah setelah melaksanakan shalat, sebagai pernyataan atas pengagungan kepada Allah, beribadah kepada-Nya dan mensyukuri-Nya.

2. Menyembelih binatang korban. Hal tersebut dilakukan setelah selesai shalat Id, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam (yang artinya): Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hendaklah dia menggantinya dengan hewan kurban yang lain, dan siapa yang belum menyembelih, maka hendaklah dia menyembelih (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Waktu menyembelih kurban adalah empat hari, hari raya dan tiga hari tasyrik, sebagaimana terdapat dalam hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam beliau bersabda (yang artinya): Semua hari tasyrik adalah (waktu) menyembelih (Lihat Silsilah Shahihah no. 2476)

3. Mandi dan mengenakan wewangian
Hal ini bagi orang laki dan memakai pakaian yang paling bagus tanpa berlebih-lebihan, tanpa isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki), tidak mencukur janggut karena hal tersebut haram hukumnya. Sedang-kan wanita disyari’atkan baginya keluar menuju tempat shalat Id tanpa tabarruj, tanpa memakai wewangian dan hendak-lah seorang muslimah berhati-hati berang-kat dalam rangka ta’at kepada Allah dan shalat sedang dia melakukan maksiat kepada-Nya dengan tabarruj, membuka aurat dan memakai wewangian di hadapan orang laki.

4. Makan daging korban
RasulullahShalallahu ‘alaihi wassalam tidak makan daging korban sebelum pulang dari shalat Id, setelah itu baru dia memakannya.

5. Pergi ke tempat shalat Id
Berjalan kaki jika memungkin-kan dan disunnahkan shalat Id di lapangan terbuka, kecuali jika terdapat uzur seperti hujan misalnya, maka pada saat itu sebaiknya shalat di masjid berdasarkan perbuatan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.

6. Shalat bersama kaum muslimin dan mendengarkan khutbah. Adapun yang dikuatkan oleh para ulama seperti Syekh Islam Ibnu Taimiyah bahwa shalat Id hukumnya wajib berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya): Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah (Al Kautsar:2)
 
perbuatan tersebut tidak gugur kecuali dengan uzur syar’i. Adapun wanita tetap diperintahkan menghadiri shalat Id bersama kaum muslimin, bahkan sekalipun yang haid dan para budak dan bagi mereka yang haidh di jauhkan dari tempat shalat.

7. Menempuh jalan yang berbedaDisunnahkan untuk berangkat ke tempat shalat Id lewat satu jalan dan pulang lewat jalan yang lain berdasarkan perbuatan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.

8. Ucapan selamat
Tidak mengapa saling mengucapkan selamat seperti : Taqobalallahu Minna wa Minkum
"Semoga Allah menerima (amal) kita dan anda sekalian".

Akhi muslim…..
Ada beberapa hal yang patut kita hindari saat hari raya :
  1. Takbir secara berbarengan : Dengan satu suara atau mengikuti bersama-sama dibelakang seseorang yang bertakbir.
  2. Lalai pada hari Id. Yaitu dengan melakukan hal-hal yang diharamkan seperti mendengarkan lagu-lagu, menonton film, ikhtilath antar laki dan wanita yang bukan muhrim dan kemungkaran-kemungkaran lainnya.
  3. Mencabut rambut atau memotong kuku sebelum melaksanakan penyembelihan korban, karena ada larangan Nabi dalam masalah ini.
  4. Berlebih-lebihan atas sesuatu yang tidak perlu dan berfaedah berdasar-kan firman Allah ta’ala: Dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (Al A’raf: 31)
Akhirulkalam …
Janganlah anda lupa wahai akhi muslim untuk selalu berupaya mendapatkan kebaikan seperti bersilatur-rahim, berkunjung kepada sanak saudara, meninggalkan permusuhan, kedengkian serta mensucikan hati dan penuh kasih kepada fakir miskin serta anak yatim serta membantu mereka dan mendatangkan kegembiraan kepada mereka.

Kita mohon kepada Allah agar memberi kita taufiq-Nya atas apa yang Dia cintai dan ridhoi.

Wa Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam ‘Ala Nabiyyina Muhammad Wa ‘Ala Alihi Wa Shohbihi Wa Sallam
 
Dinukil dari Buku Edisi Indonesia
"Keutamaan sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah
dan Hukum berkurban dan ‘Iedhul Adha yang berbarakah"
Seksi Terjemah Kantor Sosial, Dakwah & Penyuluhan Bagi Pendatang
Pemerintah Arab Saudi

Sumber: www.salafy.or.id 

Next Up: Chili Verde


auto insurance, auto insurance quotes, auto insurance companies, auto insurance florida, auto insurance quotes online, auto insurance america, auto insurance comparison, auto insurance reviews, auto insurance calculator, auto insurance score, auto insurance quotes, auto insurance companies, auto insurance florida, auto insurance quotes online, auto insurance america, auto insurance comparison, auto insurance reviews, auto insurance calculator, auto insurance score, auto insurance ratings

Follow us on Facebook :P

Blogger news